Agustus 1, 2024

Inovasi Hemat dan Ramah Lingkungan dari Pengepul Ikan

 Thresher Shark Indonesia (TSI) bersama Dinas Perikanan dan Kelautan Alor kembali mengadakan sosialisasi pengenalan ice pack sebagai inovasi pengganti es batu plastik. Kegiatan ini diselenggarakan selama dua hari yaitu pada 11-12 Juli 2024 di Aula Koperasi Citra Hidup Tribuana.

Pada hari pertama peserta yang hadir berasal dari pedagang ikan (papa lele) Pasar Kadelang, sedangkan hari kedua peserta berasal dari Pasar Tarbakar. Selama dua hari materi pengenalan ice pack dipimpin oleh Project Officer TSI, Laraswati Clarita Ola.

Pengenalan Ice Pack

Laraswati menjelaskan bahwa, tujuan pengenalan inovasi ice pack ini adalah untuk membantu pedagang ikan memahami tren pendinginan ikan melalui ice pack sekaligus mengurangi sampah plastik dari es batu konvensional. Dibandingkan dengan es batu konvensional, penggunaan ice pack menghasilkan suhu yang lebih dingin karena mampu menyentuh suhu di bawah 0 derajat celcius.

Laras menekankan bahwa, sangat penting menjaga kestabilan suhu ikan karena hal ini akan berpengaruh pada tampilan mata, insang, badan, hingga nutrisi yang terkandung di dalam ikan.

Ice Pack Es Batu Alor
Laraswati (kanan) dan Kartini Buy (kiri) menjelaskan keunggulan ice pack dibandingkan dengan es batu plastik. Kalabahi, Kabupaten Alor, Jumat 12 Juli 2024.

“Dengan menggunakan ice pack, mama-mama bisa menjaga kualitas ikan tanpa harus secara rutin membeli es batu karena ice pack yang sudah digunakan bisa didinginkan kembali ke dalam freezer,” ujar Laras.

Setelah pemaparan materi, dilanjutkan dengan praktik dan testimoni dari Perempuan Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Kokar Indah yang sudah lebih dahulu menggunakan ice pack. Sesi praktik dipimpin oleh Jamalia Tang dan Hamsina Sinapas yang mempraktikkan penyusunan ice pack dan ikan di dalam cool box.

“Pertama, lapisan bawah dan dinding cool box harus dilapisi terlebih dahulu oleh ice pack, setelah itu ikan boleh masuk dan ditutup lagi oleh ice pack,” ujar anggota Poklahsar Kokar Indah, Hamsina Sinapas.

Ice Pack Es Batu Alor
Salah satu peserta dari Pasar Tarbakar mencoba memegang contoh ice packs. Kalabahi, Kabupaten Alor, Jumat 12 Juli 2024.

Terlihat beberapa peserta menunjukkan antusiasmenya dengan menanyakan lebih detail tentang ice pack; dimulai dari harga, jumlah yang dibutuhkan, hingga tempat penjualan ice pack. Ketua Pokhlahsar Kokar Indah, Ade Irma, menjelaskan bahwa ice pack bisa didapatkan secara online mulai dari harga Rp 18.000 tergantung dari merek dan kualitasnya.

Ade mangaku bahwa, dengan menggunakan ice pack jauh lebih menguntungkan karena bisa menghemat Rp 30.000 yang biasa digunakan untuk membeli es batu konvensional dalam sehari.

“Dengan ukuran cool box ukuran 220 liter ice pack yang dibutuhkan sekitar 48 sampai 50 buah, dan dapat digunakan selama empat tahun jika tidak mengalami kebocoran,” ujar Ade Irma.

Kawasan Konservasi dan Hewan yang Dilindungi

Selain materi penggunaan ice pack, dalam kesempatan kali ini juga diisi dengan sosialisasi mengenai kawasan konservasi dan hewan-hewan yang terancam punah di laut Alor. Materi kawasan konservasi dibawakan oleh Plt UPTD Taman Perairan Kepulauan Alor dan Laut Sekitarnya, Muhammad Saleh Goro.

Saleh mengajak pedagang ikan di Alor untuk tidak memperjualbelikan ikan yang dilindungi atau hasil tangkapan dengan bom dan racun. Para peserta mengakui masih banyak yang menggunakan bom, dan berharap hukuman lebih berat diberlakukan.

“Saat ini memang banyak laporan terkait bom ikan, namun hukuman yang diberikan tidak membuat jera para pelaku. Oleh karena itu, kami berharap undang-undang segera diperbarui sehingga hukuman bisa menjadi 10 tahun,” ujar Saleh Goro.

Setelah pemaparan materi kawasan konservasi, kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi pengenalan hewan laut yang terancam punah di Alor oleh Knowledge and Science Officer TSI, Maria Ona Tukan. Ona menjelaskan,  terdapat beberapa hewan laut yang dilindungi di Alor seperti dugong, ikan mola, hiu tikus, penyu hijau, pari manta, dan ikan kakatua.

Maria Ona Tukan sedang menjelaskan perbedaan daging hiu dan dampak negatif mengonsumsi daging hiu. Kalabahi, Kabupaten Alor, Kamis 11 Juli 2024.
Maria Ona Tukan sedang menjelaskan perbedaan daging hiu dan dampak negatif mengonsumsi daging hiu. Kalabahi, Kabupaten Alor, Kamis 11 Juli 2024.

Beberapa hewan juga memiliki dampak negatif pada tubuh jika dikonsumsi manusia. Ona mengatakan, hiu tidak baik dikonsumsi karena mengandung racun merkuri yang tinggi, yang bisa menyebabkan gangguan saraf, gangguan janin, penyakit kulit, gangguan jantung, ginjal dan darah tinggi.

“Begitu pun dengan penyu hijau mengandung parasite bakteri migrasi tinggi dan racun polychlorinated biphenyl (PCB) yang mengakibatkan kolesterol, darah tinggi hingga kanker,” ujar Ona.

Baca juga: Ancaman Tangkapan dan Upaya Perlindungan Hiu Tikus di Laut Banda

Program sosialisasi penggunaan ice pack dan pengenalan hewan laut merupakan salah satu program dari Thresher Shark Indonesia dalam upaya mengurangi sampah plastik sekali pakai dan menjaga ekosistem laut Alor. Program ini mendapat dukungan dari Ocean Blue Tree yang berfokus pada pelestarian ekosistem laut.

Penulis: Laraswati Clarita Ola/Aqilah/Vivekananda/Umar Tusin