Conservation Champion Batch 2

Thresher Shark Conservation Champion Batch II merupakan kelanjutan program Conservation Champion Batch I yang diiniasi pada tahun 2020 dan kembali dilanjutkan pada tahun 2022. Terdapat 16 pemuda Alor yang terpilih sebagai kader Conservation Champion Batch II, mereka berasal dari 6 kecamatan di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. 

Ke-16 Champion terpilih akan melanjutkan proyek konservasi yang diiniasi oleh Champion Batch I, namun dengan lokasi yang berbeda. Terdapat satu tema proyek baru yang diimplementasikan oleh Champion Batch II, yaitu kurikulum konservasi. Selanjutnya, terdapat lima Champions batch II yang akan mendapatkan pelatihan selam secara gratis hingga open water diver.

Program Thresher Shark Conservation Champion Batch II didukung oleh Pemerintah Inggris melalui Darwin Innitiative yang diadministrasikan oleh Yayasan TAKA di Indonesia, Ocean Blue Tree, Flipflop and Treacle, dan Oasea Laboratories. Program ini dilaksanakan mulai Juni 2022 hingga Februari 2023.

Cerita

Pemerintah Kabupaten Alor Membuka Program Thresher Shark Conservation Champion Batch 2

Alor – Pemerintah Kabupaten Alor melalui Bappelitbang serta Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor secara resmi membuka Thresher Shark Conservation Champion 2, pada hari  hari Senin (18/07/2022), bertempat di Aikoli Kang Resort, Kelurahan Welai Barat, Kecamatan Teluk Mutiara. Setelah terpilih sebagai “Champion”, 16 pemuda Alor mengikuti rangkaian pelatihan dan pendampingan dalam The Conservation Camp selama…

16 Pemuda Alor Terpilih Sebagai Kader Thresher Shark Conservation Champion Batch 2

Alor – 16 pemuda Alor terpilih sebagai Kader Thresher Shark Conservation Champion Batch 2 pada hari Selasa (5/7/2022), bertempat di Aula Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor. Kali ini, Thresher Shark Indonesia menerima 141 pendaftar yang berasal dari 11 Kecamatan di seluruh Kabupaten Alor. Seluruh pendaftar diseleksi kembali berdasarkan kelengkapan berkas, umur dan penilaian esai.…

Thresher Shark Indonesia Kembali Menggelar Program Pelatihan Konservasi Laut untuk Pemuda Alor

Setelah keberhasilan program Thresher Shark Conservation Champion Batch 1, kini Thresher Shark Indonesia kembali mengajak para pemuda Alor dengan minat tinggi dalam bidang konservasi laut untuk mengikuti pelatihan pengembangan kapasitas dan kepemimpinan di Thresher Shark Conservation Champion Batch 2.  Thresher Shark Conservation Champion pertama kali diinisiasi di tahun 2020 dengan 20 pemuda Alor terpilih berumur…

Mentor

Arif Agung Budiman Sanga

Fransista Y. Ahalfani

Yemima Hendriana Maalo

Ayub Laan Bain

Hilarius P. Kamaleng

Lekison padafani

Champions

Candrawati Gogo

Yunitha Anggriani Luase, S.KM

Yuliana F Maubuty

Welem M Sengaji

Florinda Emiyati Gerimu

Melkisedek Asamoy

Ningsi Holo

Pilemon Banmata

vesti hendrika adang

Esau yakob Karmakan

Deven Malihing

Desi Natalia Auw

Dese Alorinda Mungkabel

Deby Adetri Gerimu

Debora Lobang

Dan Christian Maro

Laut Sawu 

Judul Proyek: Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sampah Plastik di Desa Alor Besar

Lokasi: Desa Alor Besar 

  Masalah sampah di Desa Alor Besar  terjadi akibat kurangnya kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah dan belum tersedianya tempat pembuangan sampah di lingkungan sekitar,  sehingga warga sering membuang sampah sembarang di kawasan pesisir pantai dan di sungai kering. Hal ini menyebabkan banyaknya penimbunan sampah rumah tangga yang sebagiannya di bakar lalu sisanya makin menumpuk. Hal tersebut dapat berdampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat itu sendiri.

Melihat permasalahan tersebut, Kelompok Laut Sawu menginiasi pembuatan sistem pengelolaan sampah plastik dan peningkatan masyarakat dalam daur ulang sampah untuk mengatasi masalah sampah di Desa Alor Besar. Dalam proyek ini, Kelompok Laut Sawu bekerja sama dengan Pemerintah Desa Alor Besar, kelompok pemuda Desa Alor Besar (Apesola) dan pengepul sampah. Terdapat 4 output dari proyek ini, yaitu: 

  1. Pengembangan Studi Sistem Pengelolaan Sampah di Desa Alor Besar 
  2. Meningkatnya kreativitas yang dihasilkan dari hasil pengelolaan sampah plastik dan Tersedianya hasil olahan sampah atau daur ulang masyarakat sebanyak 3 jenis yang terpakai dan atau terjual
  3. Membuatan fasilitas Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) sederhana Menggunakan Kayu dan Bambu 
  4. Monitoring dan evaluasi sistem pengelolaan sampah dan pemanfaatan TPS

Kelompok Laut Flores 

Judul Proyek: Mangrove Benteng Ekosistem Laut 

Lokasi Proyek: Desa Fanating 

Rusaknya ekosistem mangrove di Desa Fanating akibat bencana alam seperti badai (seroja), banjir dan curah hujan yang tinggi telah merusak mangrove yang sudah tumbuh. Hal tersebut mendorong Kelompok Laut Flores menginiasi program restorasi mangrove di Desa Fanating. Program ini menargetkan untuk merestorasi 1 hektar hutan mangrove dengan menanam sebanyak 1000 mangrove. Dalam program ini, Kelompok Laut Flores melibatkan beberapa pemangku kepentingan seperti masyarakat, sekolah (SD-SMA), komunitas yang bergerak di isu lingkungan, Pemerintah Desa Fanating dan Pemerindah Daera. Harapannya dengan ini dapat mengedukasi masyararakat Desa Fanating mengenai pentingnya konservasi mangrove dan dapat membentuk sistem montoring lanjutan.

Kelompok Selat Pantar 

Judul Proyek: Pengadaan Alat dan Failitas Pendukung Dalam Pengajaran Materi Konservasi Kelautan untuk Siswa Sekolah Dasar di Pulau Pura

Lokasi Proyek: Pulau Pura  

Pulau Pura memiliki keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi. Namun, keanekaragaman di pulau ini terancam oleh kerusakan ekosistem laut yang dapat terjadi akibat pengambilan terumbu sebagai pemberat bubu, peletakan bubu di atas karang hidup, dan pembuangan sampah plastik di pesisir laut. Selanjutnya, pada tahun 2022 Thresher Shark Indonesia menginiasi program kurikulum konservasi untuk sekolah dasar di Pulau Pula, Alor, Nusa Tenggara Timur. Oleh karena itu, Kelompok Selat Pantar turut mendukung program penerapan kurikulum konservasi dengan pengadaan alat dan fasilitas pendukung dalam pengajaran materi konservasi kelautan. Dalam proyek ini, Kelompok Selat Pantar bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Alor dan Sekolah Dasar di Pulau Pura. Harapannya, dengan mendapatkan pendidikan konservasi sejak dini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat di Pulau Pura terkait pentingnya konservasi dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.