Juli 7, 2022

Pelatihan Literasi Keuangan dan Administrasi untuk Istri Mantan Nelayan Hiu Tikus

Alor – Dalam rangka meningkatkan kemampuan kelompok nelayan dan istri nelayan untuk mengatur keuangan usaha dan rumah tangga mereka, Thresher Shark Indonesia melanjutkan pelatihan literasi keuangan dan administrasi kelompok usaha. Pelatihan ini mencakup; 1) Pelatihan Administrasi Kelompok Usaha; 2) Pelatihan Pengelolaan Keuangan dalam Rumah Tangga. Pelatihan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Maret 2022, bertempat di Rumah Kepala Dusun 1, Desa Lewalu. Kemudian, pelatihan kedua dilaksanakan dari tanggal 22–24 Maret 2022, bertempat di Aula Kepala Desa Lewalu. Kedua pelatihan ini difasilitasi oleh Bar Mungkabel dan Klerci Takalapeta dari Kopdit Citra Hidup Tribuana (CHT) Kalabahi.

Bar Mungkabel, memberikan materi pelatihan Administrasi Kelompok Usaha

“Manajemen administrasi dalam suatu kelompok usaha UMKM sangat penting,  seperti perhitungan kebutuhan anggaran bahan-bahan produk olahan kelompok UMKM dan menentukan persentase keuntungan dari suatu produk yang dihasilkan,” ungkap Bar Mungkabel pada saat memberi materi pelatihan Administrasi Kelompok Usaha. Hal tersebut yang mendasari Thresher Shark Indonesia untuk mengadakan program pelatihan administrasi untuk kelompok – kelompok usaha kecil yang berfokus pada pengelolaan perikanan tuna pascatangkap. 

Pelatihan Administrasi Kelompok Usaha ditujukan untuk kelompok-kelompok usaha kuliner ikan tuna yang memberdayakan istri nelayan dan perempuan Desa Lewalu. Namun, usaha yang sudah dijalankan memiliki beberapa kekurangan, seperti keuangan bisnis dan keuangan pribadi masih disatukan, dan harga produk yang ditawarkan belum dapat ditentukan.

Adapun, pada pelatihan pertama, sebanyak 23 peserta, yang terdiri dari dua wirausaha, tiga kaur Desa Lewalu, lima mahasiswa dan tiga belas istri nelayan mendapatkan pelatihan terkait tata cara administrasi sederhana untuk modal usaha, jaringan kerja sama, keuntungan usaha, dan pembukuan dasar.  

“Dengan adanya pelatihan administrasi kelompok usaha, kami sudah bisa menghitung, membagi, dan bisa tahu harga jual serta keuntungannya. Dengan ilmu yang kami dapat akan diterapkan oleh kami dan kelompok-kelompok usaha lainnya, ” ungkap Murni Abdullah, Ketua Kelompok Usaha Abon Ikan Tuna. 

Selanjutnya, pelatihan kedua ditujukan khusus untuk mantan istri nelayan hiu tikus. Igo Arionto, selaku Fasilitator Pemberdayaan Thresher Shark Indonesia mengungkapkan bahwa, “nelayan menyadari penghasilan mereka terbilang cukup besar, namun penghasilan tersebut habis begitu saja untuk membeli hal-hal yang tidak perlu, sehingga nelayan tidak bisa menabung. Untuk itu, pelatihan keuangan dalam rumah tangga perlu dilakukan.” 

Selanjutnya, pelatihan kedua masih difasilitasi oleh Bar Mungkabel dan Klerci Takalapeta. Sebanyak 20 peserta, yang terdiri dari 10 istri nelayan dan 11 nelayan mengikuti pelatihan ini. Mereka mendapatkan pelatihan terkait prinsip-prinsip pengelolaan keuangan dasar dan perencanaan keuangan dalam rumah tangga.

Para nelayan dan istri sedang melakukan simulasi pengaturan keuangan rumah tangga

“Mengatur pengeluaran rumah tangga yang baik diibaratkan seperti tong air. Tong air mempunyai keran masuk dan keran keluar yang perlu diatur,” ungkap Bar Mungkabel. Hal tersebut juga dirasakan oleh salah satu istri nelayan yang mengikuti pelatihan Pengelolaan Keuangan dalam Rumah Tangga. 

“Dengan mengikuti pelatihan ini, kami jadi bisa menyimpan uang untuk kebutuhan masa depan anak-anak dan rumah tangga. Kami juga jadi tahu mana yang harus dibeli dan mana yang tidak, jadi bisa lebih hemat,” ungkap salah satu istri nelayan ketika memberi testimoni. 

Program pemberdayaan bagi kelompok istri nelayan merupakan program Thresher Shark Indonesia yang telah dilakukan sejak tahun 2021. Program ini bertujuan untuk mendukung upaya peralihan mata pencaharian nelayan hiu tikus menjadi perikanan tuna skala kecil berkelanjutan. Dengan terbentuknya kelompok usaha kuliner berbahan dasar ikan tuna, mereka dapat mendukung pemanfaatan potensi ikan tuna pasctangkap dari nelayan Desa Lewalu sebagai bahan dasar olahannya. 

Thresher Shark Indonesia merupakan yayasan yang didirikan pada tahun 2018, dengan fokus program konservasi berbasis masyarakat untuk pelestarian Hiu Tikus (Thresher Shark) dan laut di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Adapun, rangkaian pelatihan literasi keuangan dan administrasi kelompok usaha merupakan bagian dari program “Transisi Perikanan Hiu Tikus menjadi Perikanan Tuna Skala Kecil Berkelanjutan”. Program ini didukung oleh Burung Indonesia melalui skema pendanaan Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF). Selain itu, program ini juga didukung oleh Shark Conservation Fund (SCF), Ocean Blue Tree (OBT), dan beberapa individu yang memberikan bantuan melalui mekanisme penggalangan dana.

Badra/Vivekananda

Baca artikelnya hanya di sini