April 12, 2020

Ancaman Global pada Hiu

Meskipun telah menguasai lautan selama 400 juta tahun, hiu saat ini berada dalam ancaman yang serius. Pola hidup kita yang tidak ramah lingkungan, telah mempengaruhi populasi hiu di seluruh dunia. Diperkirakan ada lebih dari 100 juta hiu yang tertangkap dan terbunuh setiap tahunnya. Akibatnya, populasi hiu menurun hampir 90% secara global. Hasil tangkapan sampingan, pemancingan illegal, dan permintaan pasokan sirip hiu menjadi alasan dari eksploitasi terhadap spesies ini. Industri perikanan besar maupun industri perikanan kecil yang ada di seluruh dunia mengakibatkan spesies ini terancam punah.

Hasil tangkapan sampingan (by catch):

Tangkapan sampingan merupakan tangkapan yang tidak disengaja terhadap ikan maupun makhluk laut lainnya yang bukan menjadi sasaran. Teknik penangkapan yang tidak selektif seperti misalnya menggunakan alat tangkap longlines, pukat, jaring insang turut berkontribusi besar terhadap jumlah penangkapan yang tidak disengaja. Menurut IUCN, hasil tangkapan sampingan merupakan salah satu ancaman besar yang dihadapi oleh hiu.

Longline pada umumnya digunakan untuk menangkap tuna. Metode ini merupakan salah satu metode yang memiliki kemungkinan besar untuk menangkap hiu sebagai sampingannya. Jumlah tangkapan hiu biasanya dapat mencapai lebih dari seperempat dari hasil tangkapan. 

Indonesia merupakan negara terbesar yang melakukan penangkapan hiu dengan jumlah tangkapan sebesar 100,000 ton hiu per tahun. Mayoritas dari hiu yang tertangkap tersebut merupakan hasil tangkapan sampingan dari penangkapan tuna.

Perdagangan Sirip Hiu:

Hiu ditangkap dan dibunuh untuk kemudian diambil siripnya guna memenuhi permintaan akan sup sirip hiu. Sup Sirip Hiu merupakan salah satu hidangan tradisional Tiongkok yang disajikan pada jamuan penting dan sebagai simbol kemakmuran. Sirip hiu adalah salah satu bagian yang paling berharga dari hiu, harganya dapat mencapai 400$ per kilo.

Meningkatnya permintaan akan sup sirip hiu mengakibatkan perburuan hiu hanya untuk diambil siripnya saja. Pengambilan sirip hiu dilakukan dengan memotong sirip dari tubuh hiu, sementara itu sisa tubuhnya dibuang kembali ke laut begitu saja. Suatu praktek yang sungguh sia-sia. Hiu yang menjadi target tangkapan untuk diambil siripnya ini mengakibatkan kepunahan dari spesies ini.

Shark Fins for sale at a fish market
Sirip hiu yang akan di jual di pasar Indonesia Foto Oleh : Etoile Smulders
Shark Fin Soup
Restauran yang menampilkan sup sirip hiu . Foto Oleh : Etoile Smulders

Terlepas dari tingginya nilai sirip, hiu juga ditangkap untuk diambil kulitnya. Kulit hiu dimanfaatkan untuk industri fashion, tulang mereka yang lunak sebagai bahan baku pembuatan suplemen, minyak hati untuk industri kosmetik, daging untuk konsumsi, dan gigi/rahang hiu untuk cinderamata.

Penangkapan Ilegal:

Walaupun telah ada regulasi di seluruh  dunia yang mengatur mengenai ikan hiu seperti penangkapan ikan, membatasi jumlah tangkapan, dan melindungi spesies yang terancam punah, masih saja terdapat kekurangan pada penerapan hukum di perairan Internasional. Praktek pemancingan illegal, hasil tangkapan yang tidak terlaporkan, dan tidak memenuhi regulasi masih menjadi ancaman terbesar dalam ekosistem laut diakibatkan oleh agresifnya praktek ini dalam menghabiskan seluruh cadangan ikan dilaut dan spesies lainnya. Ancaman lain seperti polusi, berkurangnya habitat laut oleh pembangunan pantai yang tidak berkelanjutan, serta perubahan iklim juga turut menjadi faktor yang memberi dampak negatif pada populasi hiu.

Hiu merupakan makhluk dengan usia yang panjang serta memiliki tingkat reproduksi lambat. Faktor biologis ini membuat hiu secara khusus rentan terhadap penangkapan berlebih. Sangat sulit bagi populasi hiu untuk kembali seperti semula setelah populasinya mengalami penurunan dalam jumlah besar.

Sebagai predator puncak, berkurangnya populasi hiu akan memberikan dampak pada keseimbangan rantai makanan di laut. Hiu memainkan peranan penting pada ekosistem dengan mengendalikan dan memelihara spesies di bawahnya dalam rantai makanan. 

Lalu, apa yang akan terjadi pada lautan kita apabila hiu lenyap dari lautan? Mari kita lihat pada beberapa studi kasus yang telah ada. Pada bagian pesisir timur dari Amerika Serikat, populasi hiu yang berukuran besar telah menurun secara drastis dikarenakan penangkapan berlebih. Hiu-hiu ini dikenal sebagai predator dari pari Cownose, beserta dengan beberapa spesies pari lainnya dan juga hiu-hiu yang lebih kecil.

Ketika hiu predator yang berukuran besar lenyap, jumlah populasi dari hewan yang menjadi mangsa mereka bertambah, karena hiu yang lebih besar tidak berada disana untuk memangsa dan mengendalikan populasi mereka. Populasi yang berlebih dari spesies ini, secara spesifik pari Cownose mengakibatkan hancurnya industri kerang pada area tersebut. Pari Cownose memakan kerang, dan sekarang terdapat terlalu banyak jumlah pari sehingga populasi kerang menurun drastis.

Seluruh organisme di lautan saling terhubung melalui rantai makanan. Terhapusnya salah satu level akan mengakibatkan efek buruk pada level yang lainnya. Sebagai predator utama, hiu menjaga keragaman spesies di ekosistem laut kita. Keberadaan mereka sangat penting untuk kesehatan lautan kita.

https://scripps.ucsd.edu/labs/sandin/a-world-without-sharks/