Juni 24, 2020

Rangkuman Data Perikanan Hiu Thresher di Alor 2019

Guna mengumpulkan data perikanan dan penangkapan hiu tikus di Alor, tim kami melakukan survei perikanan di lapangan. Dari Juli 2018-Mei 2019 anggota tim kami mengunjungi pesisir Ampera dan Lewalu untuk melakukan dokumentasi penangkapan. Kami menunjuk dan melatih secara perorangan dari masyarakat mengenai bagaimana cara mengisi lembar laporan data perikanan. Informasi yang sangat berguna ini kemudian dikumpulkan oleh salah satu anggota kami selama periode awal proyek ini.

Dari data yang diisi oleh para nelayan, kami berhasil mengumpulkan data sebagai berikut:

  1.   Terdapat total 274 tangkapan yang terekam.
  2.   Sebanyak 50 dari 274 tangkapan yang terekam adalah hiu tikus.
  3.   72% dari hiu tikus yang tertangkap adalah betina dan 34% persen dari hiu tikus betina tersebut sedang hamil.
  4.   Panjang rata-rata dari semua hiu tikus yang tertangkap adalah 280-342 cm.

Ada beberapa jeda dalam data selama periode Desember 2018-Febuari 2019. Hal ini karena, musim badai sehingga para nelayan tidak bisa sering melaut. Perbedaan spesies tangkapan terjadi pada periode Maret hingga Mei 2019. Selama periode ini para nelayan lokal mengganti metode penangkapan ikan mereka dengan memodifikasi umpan kail, yang secara spesifik memang menargetkan hiu tikus daripada tuna maupun kakap.

Selanjutnya, data dari populasi hiu tikus pelagis (A.pelagicus) di Indonesia masih sangat kurang. Area dari penangkapan spesies ini di daerah Alor dekat dengan wilayah pengelolaan perikanan  (WPP) 573 dan dikelola oleh Indian Ocean Tuna Commission (IOTC). Dari studi sebelumnya mengenai hiu tikus pelagis, telah mengindikasikan bahwa spesies ini memiliki angka kenaikan populasi yang rendah secara tahunan. Hal ini, mengakibatkan rentannya spesies hiu tikus pelagis terhadap ancaman penangkapan berlebih/eksploitasi.