April 19, 2020

Melihat Kehidupan Hiu Thresher

Dalam blogpost kali ini, mari kita ketahui lebih dalam kehidupan hiu Thresher. Pembahasan kali ini seputar, hiu Thresher sebagai seekor spesies yang unik, habitat mereka, daur hidup, dan juga ancaman yang mereka hadapi. Masih banyak yang tidak kita ketahui mengenai hiu Thresher karena kurangnya data mengenai habitat mereka, menurunnya jumlah populasi, dan tingkat reproduksi yang lambat. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam usaha konservasi dan manajemen spesies ini.

Hiu Thresher memiliki keunikan pada ekor mereka yang besar dan memiliki bentuk yang khusus sehingga hiu Thresher tidak sulit untuk dibedakan dari hiu jenis lainnya. Secara keseluruhan, bagian ekor mereka dapat seukuran dengan panjang badan mereka. Hiu Thresher menggunakan ekor mereka untuk memburu mangsa dengan cara yang sangat berbeda dengan hiu jenis lainnya. Selain itu, bagian lain yang unik dan membedakan hiu Thresher dari hiu lainnya terletak pada mata mereka yang besar, sirip pektoral yang lancip serta mulut dan gigi yang kecil. 

FAKTA UNIK: Hiu Thresher dikenal suka melompat ke permukaan air!

Hiu Thresher adalah jenis hiu besar dari famili Alopiidae, ada tiga jenis spesies dari hiu Thresher- Hiu Thresher Common, Hiu Thresher Pelagis dan Hiu Thresher Mata Besar. Ketiga jenis spesies ini bisa ditemukan di perairan yang hangat di seluruh dunia. Mereka hidup di laut lepas dan daerah pelagis yang dalam di samudra tetapi mereka juga dikenal suka mendatangi area pantai untuk mencari makanan. Ketiga spesies Thresher sulit untuk dibedakan karena mereka terlihat serupa. Di antara ketiga spesies tersebut, Pelagis Thresher dan Thresher Mata Besar merupakan spesies yang paling serupa.

Hiu Thresher Common (Alopias vulpinus)

Hiu Thresher Common merupakan jenis hiu yang paling umum. Hiu Thresher Common dapat ditemukan di perairan sedang di seluruh dunia. Tercatat, ada banyak jumlah populasi Hiu Thresher Common di Samudra Atlantik. Mereka memiliki ukuran yang paling besar dari ketiga spesies yang ada dan tubuhnya dapat mencapai panjang 6.5 meter.  Yang menjadikan spesies ini unik, hiu Thresher Common dapat dibedakan dengan garis putih yang terbentang dari perut ke arah sirip pectoral. Spesies ini sangat rentan terhadap eksploitasi perikanan, baik sebagai target maupun tangkapan sampingan karena habitatnya berada pada daerah yang tidak beregulasi dan penangkapan ikan komersial yang tidak dilaporkan.

Common Thresher Shark
Hiu Thresher Common 

Hiu Thresher Mata Besar (Alopias superciliosus)

Hiu Thresher Mata Besar dapat ditemukan di daerah laut subtropis di seluruh dunia, dengan rentang dari samudra ke arah pantai, perairan dangkal hingga ke kedalaman sekitar  500 meter. Hiu Thresher Mata Besar beberapa kali ditemukan di perairan Indonesia, tapi sedikit yang diketahui mengenai pola migrasinya. Hiu Thresher Mata Besar dapat bertumbuh hingga sepanjang 3-4 meter. Dibandingkan dengan kedua spesies hiu Thresher lainnya, hiu Thresher Mata Besar memiliki mata besar yang unik (oleh karena itu dinamakan demikian). Mata mereka cenderung lebih tinggi dan lebar, serta berbentuk lonjong keluar. Fitur mata ini merupakan hasil adaptasi untuk memburu mangsa di perairan yang minim pencahayaan. Hiu Thresher Mata Besar merupakan spesies laut dalam, mereka termasuk yang jarang tertangkap dibandingkan dengan kedua kerabat spesiesnya yang lain (IUCN, 2018). 

BIG EYE THRESHER SHARK
Hiu Thresher Mata Besar
Gambar Oleh: EDGE OF EXISTENCE

Hiu Thresher Pelagis (Alopias pelagicus)

Spesies ini merupakan yang terkecil di antara ketiga spesies yang ada, dengan panjang sekitar 3 meter. Thresher Pelagis merupakan spesies yang paling sering tertangkap di laut lepas dengan kedalaman sekitar 150 meter dari permukaan. Namun mereka memiliki kebiasaan sering mendatangi area pantai khususnya di daerah landasan kontinen yang tidak terlalu luas dan dekat dengan pesisir. Spesies ini secara khusus rentan terhadap eksploitasi perikanan, baik sebagai target maupun hasil tangkapan sampinga karena habitatnya berada pada area gillnet dan longline. Di Alor, Indonesia, di mana Threshershark Project berada, Pelagis Thresher merupakan target dari perikanan artisan. Di Indo-Pasifik dan Laut Cina Selatan, diperkirakan populasinya menurun lebih dari 80% dalam sepuluh tahun terakhir ini.

Pelagic Thresher Shark
Hiu Thresher Pelagis . Gambar Oleh: SHANE GROSS

Kebiasaan Berburu

Hiu Thresher menggunakan sirip ekornya yang besar sebagai senjata untuk melumpuhkan mangsa dan membunuh buruan mereka. Untuk melakukan ini, hiu akan berenang ke arah buruannya lalu berhenti kemudian memposisikan diri ke belakang mangsa dengan menggunakan sirip pektoral mereka yang besar. Pergerakan ini menyebabkan ekor mereka menghempas ke arah mangsa dengan kecepatan tinggi sehingga melumpuhkan dan membunuh lawan mereka. Metode berburu ini yang menjadikan mereka unik. Makanan mereka meliputi ikan kecil.

Daur Hidup

Hiu Thresher memiliki kecepatan bertumbuh menjadi dewasa dengan sangat lama dan memiliki reproduksi yang rendah. Mereka mencapai usia dewasa secara seksual pada usia 8-14 tahun dan memiliki anak dalam jumlah kecil. Hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan mereka untuk memulihkan jumlahnya pada saat terjadi eksploitasi berlebih.

Baby Thresher Shark

Ancaman

Hasil tangkapan sampingan, penangkapan yang berlebih baik untuk perikanan komersial maupun artisan dan tingginya permintaan akan sirip hiu menjadi kekuatan dibalik berlangsungnya eksploitasi terhadap spesies ini. Di Indonesia, hiu Thresher merupakan jenis hiu yang paling sering ditangkap berdasarkan status nasional dari tahun 2002-2014 (Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia). Hiu Thresher paling sering ditangkap sebagai hasil sampingan dari metode penggunaan driftnet, gillnet dan longline.

Thresher Shark Fin

Status Konservasi

Hiu Thresher termasuk dalam CITES Appendix II – yang berarti perdagangan Internasional dari spesies ini telah diregulasi. Hiu Thresher Pelagis tercatat ke dalam status ENDANGERED pada daftar merah IUCN. Di Indonesia, hiu Thresher juga dilindungi dalam naungan Indian Ocean Tuna Commision (IOTC ) dalam asosiasi dengan perikanan di area tertentu. Penurunan populasi dari spesies ini merupakan hasil dari rendahnya kemampuan karakteristik hidup mereka dan tingginya penangkapan yang tidak ditangani dengan baik dan penangkapan yang tidak dilaporkan pada saat hiu ini tertangkap baik sebagai target maupun hasil sampingan. 

 

Sumber:

https://www.floridamuseum.ufl.edu/discover-fish/species-profiles/alopias-pelagicus/