April 5, 2020

Fakta Menarik Seputar Hiu dan Habitatnya

Di Threshershark Project Indonesia, kami berfokus pada konservasi hiu. Bagi kalian yang tertarik, kami ingin membagikan sedikit informasi mengenai sejarah dan karakteristik hiu secara umum.

Hiu telah berada di lautan selama 450 juta tahun dan merupakan salah satu makhluk yang penting dan menghuni lautan kita. Mereka merupakan fosil hidup, menguasai lautan bahkan sebelum dinosaurus menguasai daratan. Sebagai predator puncak, hiu memegang peranan penting dalam ekosistem dengan mengendalikan dan memelihara spesies yang lebih rendah pada rantai makanan. Dengan memakan ikan yang sakit dan lemah, mereka memelihara keseimbangan antara kompetitor laut lainnya dan menjaga keragaman spesies yang ada di dalam lautan kita. Untuk itu, keberadaan mereka sangat penting untuk kesehatan laut.

 

Tiger Shark, Hiu Macan
Tiger Shark ( Galeocerdo cuvier )

Hiu masuk dalam kategori “ikan bertulang lunak” karena kerangka mereka terbuat dari jaringan tulang rawan, bukan dari tulang keras. Kelompok yang masuk dalam kategori “ikan bertulang lunak” ini sangatlah luas, seperti hiu paus, hiu putih besar, dan juga semua jenis ikan pari. Dengan demikian, terlepas dari ukuran setiap spesies, mereka memiliki anatomi tubuh yang selalu sama. Pada ikan hiu, bagian yang menjadi tulang keras hanya terletak pada gigi mereka. Inilah mengapa, sering ditemukan fosil gigi hiu di seluruh dunia. Selain itu tidak seperti ikan normal pada umumnya, hiu tergolong berbeda karena mereka tidak memiliki gelembung renang dan tulang keras di tubuh mereka yang membantu berenang. Akan tetapi, tulang lunak yang memiliki massa jenis yang lebih ringan, memungkinkan hiu untuk bertahan dan berenang dalam jarak jauh untuk menghemat tenaganya.

Adapun, kemampuan hiu saat berenang juga didukung dengan penglihatannya yang tajam. Mereka dapat melihat di area yang minim pencahayaan, malam hari meski minim pencahayaan, dan dapat melihat warna. Area belakang bola mata pada ikan hiu memliki lapisan yang dapat memantulkan cahaya, disebut sebagai tapetum. Inilah yang membantu hiu untuk dapat melihat dengan sangat baik dengan pencahayaan yang minim. Selain itu, kulit hiu memiliki tekstur yang sangat mirip dengan kertas pasir, hal ini dikarenakan kulitnya terbuat dari struktur yang memiliki kesamaan dengan gigi-geligi kecil yang disebut dengan sisik placoid. Sisik ini mengarah ke ekor dan membantu untuk mengurangi gesekan pada saat hiu berenang.

Hiu terdiri dari kelompok spesies yang sangat banyak dan setiap spesies dapat beradaptasi dengan sangat baik sesuai dengan lingkungannya. Mereka dapat menghuni setiap bagian lautan kita, mulai dari laut dalam, terumbu karang, zona pelagis hingga lautan Arktik. Saat ini ada sekitar 500 spesies hiu. Hiu yang paling besar adalah hiu Paus. Hiu Paus dapat tumbuh hingga lebih dari 18 meter, sementara itu untuk spesies hiu terkecil berukuran sekepalan tangan kita.

Kebanyakan hiu memiliki temperatur tubuh yang dingin, seperti suhu air tempat mereka berenang. Tetapi, tidak seperti hiu pada umumnya, Hiu Putih Besar sebagian berdarah hangat sehingga membantu mereka untuk berenang lebih cepat saat memburu makanan.

Berbeda dengan beberapa spesies hiu lain, seperti Hiu Putih Besar.  Mereka bermigrasi jauh ke seberang samudra untuk berkembang biak dan mencari makan, sementara spesies lainnya tidak berpindah tempat, seperti contohnya hiu berjalan Indonesia. Beberapa spesies dikenal memiliki bentuk migerasi vertical, yang artinya mereka berpindah dari laut dalam ke permukaan untuk berkembang biak maupun mencari makan.

Keberagaman di antara kelas hiu sangatlah mengagumkan. Terlepas dari mereka merupakan predator yang kuat, keragaman mereka memainkan peranan penting dalam keberhasilan menguasai lautan kita selama jutaan tahun, bahkan berhasil selamat dari 5 kepunahan masal.

Hiu mencapai kedewasaan dengan perlahan dan memiliki tingkat reproduksi yang rendah. Tidak seperti ikan bertulang keras, hiu hanya fokus menggunakan energinya untuk memproduksi bayi-bayinya di dalam tubuh dalam jumlah kecil (dibandingkan dengan melepaskan banyak telur keluar). Aspek daur hidup inilah yang menjadikan mereka rentan terhadap ancaman seperti penangkapan berlebih.

Di seluruh dunia, populasi hiu berkurang secara drastis karena penangkapan berlebih. Diperkirakan lebih dari 100 juta hiu dibunuh setiap tahunnya. Meskipun penurunan populasi hiu di seluruh dunia sangat cepat, usaha yang dilakukan untuk menjaga dan melestarikan jumlah mereka sangat minim. Usaha konservasi sangat amat diperlukan jika kita ingin memastikan keberlangsungannya di laut kita pada masa depan.

Pada blog post kami yang akan datang, kami akan mendiskusikan lebih lanjut mengenai ancaman yang saat ini dihadapi oleh hiu dan usaha apa yang kami lakukan di Indonesia untuk konservasi mereka yang lebih baik.

 

Sumber:

https://www.fisheries.noaa.gov/feature-story/12-shark-facts-may-surprise-you

https://www.wwf.org.uk/learn/fascinating-facts/sharks