KALABAHI, WARTAALOR.com – Salah satu faktor penyebab rusaknya lingkungan hidup adalah limbah sampah, seperti kantong plastik dan jenis sampah lainnya. Sampah yang satu ini termasuk berbahaya dan sulit untuk diatasi secara baik. Meski demikian sampah ternyata bisa diolah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis serta membawa dampak positif.
Untuk mencapai tujuan dimaksud memang tidak mudah. Sebab perlu ada edukasi cara pengelolaan limbah sampah, seperti dilakukan Tim Thresher Shark dan jejaring PFON (Plastic Free Ocean Network) Alor saat gelar pelatihan pengelolaan sampah bagi Ibu-ibu yang berlangsung di Aula Kantor Kelurahan Kalabahi Timur Kecamatan Teluk Mutiara Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, (7/2/22).
Pada kesempatan itu, Farida Kolly Koordinator PFON Alor kepada Wartawan usai membawa materi tentang pengelolaan sampah menjelaskan bahwa untuk mengatasi masalah sampah kembali kepada kesadaran kita.
“Kenapa saya bilang butuh kesadaran kita. Ya..contoh kecil seperti ketika kita hendak berbelanja di kios. Kalau belanjaan hanya satu dua barang cukup dengan pegang saja bawa ke rumah. Tidak perlu isi di kantong plastik. Sebab itu cara sederhana yang kita lakukan agar sampah tidak berserakan di rumah,” ujar Farida Kolly.
Dosen Universitas Tribuana (UNTRIB) Kalabahi ini menguraikan bahwa pihaknya bersama pemerhati lingkungan hidup lainnya selama ini konsisten lakukan aksi bersih-bersih pantai seputaran Kadelang hingga beberapa lokasi lainnya. Namun aksi itu tidak cukup jika belum ada kesadaran kita akan pentingnya lingkungan yang bersih.
“Jadi itu contoh sederhana seperti yang saya jelaskan. Kita pergi ke manapun tidak harus beli air mineral kemasan (Aqua gelas) ketika haus, tetapi kita bisa bawa botol air isi ulang dari rumah. Sebab kalau beli Aqua gelas, sehabis minum sampahnya pasti berhamburan kalau kita tidak sadar untuk buang pada tempatnya,” ujar Farida dalam kegiatan pelatihan yang dibuka oleh Sekretaris Camat Teluk Mutiara, Enos Djahamouw.
Farida Kolly juga mengingatkan agar masyarakat berhati-hati membakar sampah jenis plastik karena asapnya berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia. Namun menurut Farida, sampah bisa diolah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis serta membawa dampak positif bagi masyarakat.
“Jadi sampah apa saja kita bisa olah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan kegiatan pelatihan kali ini, saya dari PFON bekerjasama dengan Projects Thresher Shark. Kami memulai kegiatan pelatihan ini dengan sampah jenis plastik yang dijahit menjadi tas,” jelas Farida.
Sementara itu, Ketua Projects Thresher Shark, Cornelis Banabera menjelaskan kegiatan pelatihan pengelolaan sampah dilakukan dengan tujuan memberi pengetahuan baru kepada masyarakat, khususnya Ibu-ibu kelurahan Kalabahi Timur tentang bagaimana mengelola limbah rumah tangga menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis. Selain itu, lanjut Cornelis, dari pelatihan ini juga merupakan bentuk usaha sadar yang kami berikan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat lebih tahu dan sadar untuk tidak mencemari lingkungan dengan sampah-sampah rumah tangga yang mereka hasilkan.
“Kegiatan ini adalah bagian dari proyek pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh Thresher Shark Conservation Champion selama kurang lebih enam bulan terhitung bulan September 2021 sampai Maret 2022 di Kelurahan Kalabahi Timur. Sejauh ini ada sekian banyak item kegiatan yang sudah kami laksanakan seperti sosialisasi kepada masyarakat Kalabahi Timur, siswa/i SD dan SMP/MTs yang berada di lingkungan Kelurahan Kalabahi Timur,” ujar Cornelis.
Selain itu, tambah Cornelis yang juga Ketua GMNI Cabang Alor ini bahwa kami juga melaksanakan aksi bersih-bersih pantai setiap bulan dengan melibatkan masyarakat dan TNI/POLRI. Dia berharap dari kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan itu bisa memberi dampak baik terhadap lingkungan sekitar Kota Kalabahi terlebih khusus di Kelurahan Kalabahi Timur.
Artikel Warta Alor ini dapat diakses pada tautan ini