Alor – Sebagai bentuk tindak lanjut dikukuhkannya “Kelompok Pengolahan dan Pemasaran” (POKLAHSAR) Perempuan Pengepul Ikan di Kokar, Kelurahan Adang, Thresher Shark Indonesia menggelar pelatihan yang mencakup: 1) Pelatihan Kepemimpinan dan Komunikasi yang difasilitasi oleh Muhammad Fahmi Uba dari BPBD; dan 2) Peran Perempuan dalam Meningkatkan serta Menstabilkan Ekonomi Keluarga oleh Sophia B. Loro, S.Pd,MM dari Dinas Sosial. Pelatihan ini diselenggarakan selama dua hari, 22-23 juni 2023, bertempat di Aula Kelurahan Adang, Alor Barat Laut.
“Program pelatihan ini merupakan salah satu upaya peningkatan kapasitas anggota dalam berkelompok dan juga upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi di dalam keluarga mereka. Oleh karena itu diharapkan kegiatan ini dapat membantu dan memberikan solusi kepada mereka dalam mengatur kelompoknya dan menghadapi permasalahan, terutama, ekonomi di dalam keluarga,” ungkap Lurah Adang, Seprijoni Alelang S.Sos dalam sambutannya.
Koordinator Program Kesejahteraan POKLAHSAR Perempuan, Laraswati Clarita Ola menjelaskan terkait tujuan dari pelatihan ini, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan berkomunikasi dan bekerja sama di dalam kelompok sehingga kelompok yang baru dibentuk ini dapat terus berjalan dengan efektif. “Berdasarkan hasil observasi kami, sudah banyak sekali kelompok usaha perikanan yang terbentuk, namun seringkali tidak berjalan dengan efektif karena permasalahan internal kelompok. Untuk meminimalisir hal tersebut, Thresher Shark Indonesia mengadakan pelatihan manajemen kelompok.”
Muhammad Fahmi Uba selaku pemateri pelatihan manajemen kelompok juga mengungkapkan bahwa, “komunikasi dan kepemimpinan sangat diperlukan dalam suatu kelompok. Hal ini bertujuan untuk menguatkan serta menyatukan visi-misi anggota kelompok demi mencapai tujuan bersama dalam bidang usaha perikanan.”
Adapun, pelatihan manajemen kelompok disampaikan di dalam kelas melalui teori dan praktik dalam bentuk simulasi yang diikuti semua peserta. Peserta dilibatkan secara aktif dalam bermain peran untuk merencanakan usaha perikanan, seperti perencanaan keuangan, menyiapkan jenis alat tangkap, dan perlengkapan melaut lainnya yang dapat mendatangkan penghasilan. Dalam simulasi ini, peserta berimajinasi selayaknya menjalankan aktivitas di kehidupan sehari-hari. Harapannya dapat memudahkan peserta untuk memahami materi dengan lebih mudah.
“Hari ini kami sangat senang mendapatkan pelajaran berharga, tentang cara berkomunikasi yang baik dan cara bekerja sama dalam kelompok untuk mempunyai tujuan yang sama,” tutur Mama Kartini Buy, salah seorang anggota. Begitu juga dengan Mama Saripa, “kami sangat senang karena hari ini mendapatkan materi yang sangat membantu kami dalam kelompok. Besar harapan kami, kelompok yang sudah dibentuk ini dapat berjalan dengan baik dan didampingi untuk terus meningkatkan kapasitas anggota kelompok.”
Selain memperkuat kelompok, pelatihan dilanjutkan dengan materi terkait peran perempuan dalam perekonomian keluarga. Tujuan dari pelatihan ini untuk meningkatkan kesadaran kepada ibu-ibu pengepul ikan tentang pentingnya peran mereka dalam rantai pasok perikanan di Alor, tidak hanya itu mereka juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga dan peran multifungsi mereka dalam mensejahterakan ekonomi keluarga.
Sophia-Loro sebagai pemateri mengatakan bahwa, “Perempuan diperhatikan secara global, artinya bahwa perempuan mempunyai hak dan peran yang berpengaruh penting,” lanjutnya, “Jika tidak ada peran mama-mama penjual ikan dari Kokar maka masyarakat Kalabahi akan kesusahan untuk mendapatkan dan mengkonsumsi ikan yang segar.”
Dalam kelas kali ini, penyampaian materi lebih berfokus pada hak perempuan untuk bekerja, peran perempuan dalam keluarga (sebagai istri dan ibu), dan pemberdayaan ekonomi perempuan untuk meningkatkan serta menstabilkan ekonomi keluarga. “Materi ini penting untuk disampaikan karena dalam hidup berumah tangga perempuan berperan sebagai menteri keuangan, karena mereka lah yang dapat mengelola dan mencukupi seluruh kebutuhan keluarga,” jelas Sophia-Loro. Hal ini juga dirasakan oleh para anggota kelompok.
“Dengan mengikuti pelatihan ini menambah wawasan kami untuk cara mengelola, menyimpan dan meningkatkan penghasilan kami sebagai papalele*”, ungkap Ade Irma sebagai ketua POKLAHSAR.
“Kegiatan ini juga membangkitkan semangat kami, untuk mewujudkan cita-cita di bidang usaha perikanan untuk kehidupan yang lebih baik lagi”, ungkap Mama Rahmawati ketika memberi testimoni.
Kedua pelatihan ini merupakan bagian dari rangkaian pelatihan untuk meningkatkan kesejahteraan POKLAHSAR pengepul ikan perempuan di daerah Kokar. Nantinya para anggota akan mendapatkan kelas lanjutan antara lain pelatihan pengelolaan pasca tangkap, bisnis alternatif pengolahan ikan agar dapat meningkatkan kualitas dan nilai jual yang sebanding. Serta pelatihan literasi keuangan untuk dalam memanajemen keuangan hasil usaha perikanan dengan baik.
“Pada bulan september nanti kami berencana akan mengadakan pelatihan lanjutan mengenai pengolahan ikan pasca tangkap untuk perempuan pengepul ikan di Kokar”, tutur Laraswati Clarita Ola selaku Koordinator Program.
*Papalele merupakan sebutan para pengepul/penjual ikan dengan lingkup skala kecil yang ada di Kokar. Dimana tokoh utamanya ialah perempuan/mama-mama yang sebagian besar hidupnya berdampingan dan bergantung dengan hasil laut.
Program Kesejahteraan Perempuan yang tergabung ke dalam POKLAHSAR di Kokar, Kelurahan Adang, merupakan salah satu program dari Thresher Shark Indonesia. Program ini merupakan inisiasi awal untuk mendukung para perempuan di dalam kegiatan perikanan. Padahal peran perempuan sangatlah besar dalam mengelola sumber, pengolahan, dan pemasaran ikan di dalam rantai pasok perikanan di Alor, tetapi posisi mereka kerap terlupakan. Program ini mendapat dukungan dari Daughters for Earth yang berfokus pada gerakan lingkungan, khususnya iklim, dengan pemimpin perempuan yang tersebar di seluruh dunia.
Penulis: Laras/Badra/Vivekananda