Alor – Kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Desa Kokar telah mengikuti pelatihan diversifikasi produk ikan tuna yang diselenggarakan oleh Thresher Shark Indonesia. Pelatihan ini merupakan pelatihan ketiga yang berfokus pada pengembangan produk olahan ikan tuna serta memperkenalkan inovasi baru seperti pembuatan ikan se’i dan ikan kering.
Pelatihan diselenggarakan pada 20 – 21 Juni 2024 di Sekretariat Perempuan Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (Poklahsar) Kokar Indah, Alor Barat Laut. Selama dua hari, pelatihan yang dipimpin oleh narasumber Yohanies Pandie dari Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kegiatan diawali dengan pemaparan teori tentang pentingnya kandungan gizi dalam daging ikan. Setelah pemaparan teori selesai, peserta pelatihan diarahkan untuk mengolah daging tuna, termasuk cara membelah (fillet) ikan tuna. Daging tuna yang sudah di-fillet , diiris kembali menjadi lebih kecil dan tipis.
Setelah daging tuna dipotong menjadi lebih tipis, peserta menyiapkan berbagai bumbu seperti bawang putih, garam, lada, penyedap rasa, dan beras merah. Bumbu diambil sesuai kebutuhan berdasarkan resep yang dimiliki oleh Yohanies dan direndam selama 30 menit.
Setelah bumbu sudah meresap daging tuna ditaruh di atas tungku untuk proses pengasapan. Asap berasal dari api pembakaran kulit buah kemiri dan batang kayu kesambi. Kulit kemiri digunakan karena api yang dihasilkan lebih tahan lama, sedangkan untuk kayu kesambi digunakan untuk menciptakan asap yang lebih banyak.
Proses pengasapan ikan memakan waktu sekitar 30 menit. Setelah matang, para peserta bersama-sama mencicipi rasa dari se’i tuna. Mereka sepakat bahwa bumbu dalam racikan se’i tuna terlalu banyak dan akan menguranginya pada pelatihan hari kedua.
Pada pelatihan hari kedua, kegiatan berfokus pada penyempurnaan rasa se’i ikan. Bumbu yang diracik lebih sedikit untuk menghasilkan rasa yang pas. Setelah dikurangi, mereka pun puas dengan rasa se’i ikan yang telah dibuat pada hari kedua.
Selain se’i ikan, pada hari kedua peserta juga belajar membuat olahan tuna lainnya seperti rica-rica tuna, bakso ikan, sate ikan, dan ikan kering. Yohanies menjelaskan bahwa dalam praktik pengeringan ikan, kelompok sudah memahami dan mampu memproduksi ikan kering dengan baik. Oleh karena itu, pada hari kedua Yohanies menekankan untuk meningkatkan aspek kebersihan dalam produksi, seperti pemilihan wadah pelindung dan kemasan yang lebih higienis.
Yohanies juga menyampaikan bahwa pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan rasa kekeluargaan antar anggota kelompok.
Kepala Seksi Pembangunan Kelurahan Adang, Desa Kokar, Yakomina Kamengon, turut mengucapkan terima kasih atas kehadiran Yohanies Pandie sebagai narasumber.
“Kami dari pemerintah sangat mendukung kegiatan ini dan semoga setelah pelatihan ini produk olahan tuna dapat berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat Kelurahan Adang,” ujar Yakomina.
Koordinator Program Kesejahteraan Poklahsar Perempuan, Laraswati Clarita Ola, menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan tersebut. Dukungan pemerintah daerah tentu akan memotivasi peserta untuk terus mengembangkan produk olahan tuna. Sedangkan Ketua Poklahsar Kokar Indah, Ade Irma Mahmud, turut mengucapkan terima kasih kepada narasumber Yohanies yang bersedia membagikan resep olahan tuna.
“Dengan adanya resep ini kami bisa mengolah ikan menjadi lebih bernilai dan punya pilihan selain menjualnya ke pasar,” ujar Ade Irma.
Di akhir pelatihan, Yohanies menekankan pentingnya menjaga konsistensi dalam rasa dan bentuk produk. Resep-resep yang dibagikan Yohanies dapat dimodifikasi sesuai keinginan peserta, namun harus tetap dicatat agar produksi selanjutnya tetap konsisten. Konsistensi dalam rasa dan kemasan higienis adalah fokus utama dari hasil pelatihan ini, karena konsistensi yang akan menarik pembeli.
Baca juga: Pelatihan Ikat Tenun Motif Hiu Tikus
Penulis: Laraswati Clarita Ola/Aqilah/Umar Tusin/Vivekananda